Cari di Sini

Jumat, 03 Mei 2013

Lovebird Tetap Prospek Lebih dari 15 Tahun Mendatang




Banyak orang yang masih ragu-ragu saat ingin memulai bisnis penangkaran lovebird. Kalau saya ditanya tentang prospek penangkaran Lovebird, saya akan katakan, "Sangat bagus hingga lebih dari 15 tahun mendatang!"

Love bird ternyata makin di kenal dan menjadi lahan emas bagi peternak burung ocehan di berbagai provinsi. Peternak love bird Hendra yang tinggal di Yogya menyebut, burung love bird yang masuk di Indonesia sejak 1976 merupakan burung yang mampu bertahan untuk di breeding dan berkembang.

BERPELUANG SUKSES
Menurut pengakuan Hendra sejak tahun 2008 yang lalu, ketika memulai melirik breeding love bird Ia berkeyakinan, menjadi breeder akan lebih menguntungkan dari pada menjadi pelomba. Tiga tahun berkecimpung dalam menyiapan indukan bermateri  import Holland dan dari Belgia, ternyata pelanggan selalu bertambah hal ini di sebabkan burung sudah di gemari hingga mampu berkembangan dengan baik, "kata hendra yang memiliki lebih dari 20 kandang farm tersebut.

Hendra juga menyampaikan, beternak burung love bird masih berpeluang untuk meraih sukses hingga 15 tahun kedepan, alasannya penggemar makin banyak, juga lomba love bird makin populer,selain burung mudah di ternak dan memiliki volume suara yang keras. 

MIX PALING DIBURU
Ketika wartawan majalah burung pas menanyakan lebih lanjut apa saja buruan penggemar ? Dia mengatakan dari 400 ekor sekali datang, Koloni hijau/warna hijau adalah menduduki peringkat kedua dan koloni mix pastel (campuran) warna mencolok atau cerah, seperti warna kuning, merah, biru adalah yang terlaris sebab pasar yang telah terbina seperti Bandung, Jakarta, Banjarmasin, Jatim adalah menjadi segmen pasarnya.

PRODUK EROPA LARIS
Ia menambahkan Produk love bird impor Hasil breeding dari Erofa warna bulu lebih terang di banding dari Negara Asia, selain suaranya rata-rata kristal dan bening. Sedang untuk produk lokal fostur tubuhnya lebih kecil dengan suara khas agar kasar  “ujar Hendra seperti dalam pengamatannya selama ini.

Tatakala mengungkap competitor, ternyata sesama peternak love bird itu pada prakteknya penggemar tak membedakan mana impor atau mana lokal, yang di cari adalah suara burung yang mampu bertarung dan ngerol dengan trecetan panjang dan kuat. 

BURUNG IMPORT DITERNAK TETAP UNGGUL
Saya kira berbicara kualitas adalah hal yang paling dominan, hal ini terbukti hampir semua penggemar love bird import dan local sama sama sejalan, di samping masing-masing juga memiliki market, sehingga ini sangat menarik sesuai dengan kondisi, tetapi memang selama ini juga terpantau tidak ada perselisihan importir dengan pebreeder lokal.

Hendra menandaskan, beternak love bird hasil import juga tak perlu pengkondisian khusus, sebab ketika datang umur burung sudah minimal 8 bulan, sedang mengenai pakannya juga sama, sehingga  burung 2 bulan kemudian sudah bisa di breeding.

Di akhir perbincangan media ini menanyakan berapa harga burung yang terjangkau ? Dia berargumen, yang jelas semua orang kuat untuk beli dan terjangkau, buktinya saya selalu mengirim terus ke calon peternak yang jumlahnya mencapai ratusan mendekati ribuan,“ tutup Hendra. 

Sumber: majalahburungpas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar